Perbedaan UEFI dan BIOS: Fungsi, Setting, dan Mana Lebih Bagus?


Pernah nggak sih, waktu nyalain komputer atau laptop, kamu kepikiran, “Ini sebenarnya apa sih yang kerja duluan sebelum Windows atau Linux nongol?” Nah, di balik layar itu, ada jagoan kecil bernama firmware yang ngatur semuanya. Dua nama yang paling sering kedengeran buat urusan ini adalah UEFI vs BIOS. Keduanya sama-sama penting buat nge-<em>boot</em> sistem operasi (OS) ke memori komputer kita. Tapi, meski tujuannya mirip, UEFI itu kayak versi lebih mudanya BIOS yang bawa banyak hal baru.
Artikel ini bakal ngajak kamu kenalan lebih dalam sama perbedaan UEFI dan BIOS. Kita juga akan ngobrolin fungsi BIOS UEFI itu apa aja, ngintip sedikit soal setting BIOS UEFI, dan yang paling penting, bantu kamu nentuin UEFI vs BIOS bagus mana buat komputermu. Jadi, simak terus ya!
Baca Juga!: Cara Menulis Prompt AI yang Efektif: Panduan Lengkap untuk Hasil Akurat

Sebelum jauh ngebahas bedanya, yuk kenalan dulu sama fungsi masing-masing. Ibaratnya, mereka ini pondasi awal sebelum rumah (sistem operasi) kita berdiri tegak.
BIOS, singkatan dari Basic Input and Output System, ini udah senior banget di dunia perkomputeran. Pertama kali muncul tahun 1975 dan jadi andalan di PC IBM tahun 1981. Tugas utama BIOS itu melakukan POST atau Power-On Self-Test. Jadi, pas komputer baru nyala, BIOS langsung ngecek semua perangkat keras penting kayak keyboard, RAM, dan hard disk, udah siap tempur atau belum. Kalau semua aman, BIOS baru deh ngasih jalan buat sistem operasi masuk dari hard disk ke RAM. Si BIOS ini tinggalnya di chip khusus di motherboard yang namanya EPROM.
Nah, kalau UEFI (Unified Extensible Firmware Interface) ini anak mudanya. Intel ngenalin versi pertamanya tahun 2004 sebagai pengganti BIOS yang lebih canggih. Fungsi UEFI itu kayak jembatan antara sistem operasi sama perangkat keras komputer kita. Proses startup jadi lebih gampang dan OS bisa lebih enak “ngobrol” sama firmware sistem. UEFI ini dari awal udah dirancang buat ngatasin batasan-batasan yang ada di BIOS, misalnya waktu booting yang lebih sat-set dan dukungan buat teknologi baru kayak SSD.

Sekarang kita masuk ke menu utama: apa aja sih bedanya UEFI sama BIOS yang paling kelihatan dan penting buat kita tahu?
Ini beda yang paling gampang dilihat mata:
Cara kerja dan kemampuan mereka juga beda jauh:
Soal ngatur “kavling” di hard disk juga beda:
Urusan jaga-jaga dari hal yang nggak diinginkan:
Soal kecepatan dan bonus lainnya:

Setelah tahu beda-bedanya, pertanyaan selanjutnya pasti, “Jadi, mending pilih yang mana nih?” Buat komputer-komputer zaman sekarang, jawabannya udah cukup jelas: UEFI itu umumnya lebih unggul. Kenapa? Ya karena semua kelebihan tadi: booting lebih cepat, aman, bisa pakai hard disk gede, dan antarmukanya lebih asyik.
Kalau komputermu termasuk baru atau dibeli beberapa tahun belakangan, hampir pasti udah pakai UEFI. Tapi, bukan berarti BIOS itu nggak ada gunanya sama sekali. Buat perangkat yang usianya udah sepuh banget dan mungkin nggak cocok sama UEFI, atau kalau kebutuhanmu super simpel, BIOS mungkin masih oke-oke aja.
Penasaran gimana cara masuk ke “ruang kontrol” BIOS atau UEFI? Gampang kok! Biasanya, pas komputer baru nyala, kamu tinggal pencet tombol tertentu. Tombol ini beda-beda tiap merek motherboard, tapi yang paling umum itu F1, F2, F10, F12, DEL, atau ESC. Di layar biasanya ada petunjuknya sekilas.
Di dalam menu setting BIOS UEFI ini, kamu bisa ngatur banyak hal, misalnya:
Tapi inget ya, kalau nggak terlalu paham, mending jangan asal ubah settingan di sini. Salah-salah, komputer malah bisa ngambek nggak mau nyala. Oh iya, sering ada yang nanya, bisa nggak sih BIOS di-upgrade jadi UEFI? Sayangnya, jawabannya nggak bisa. Mereka ini dua jenis firmware yang beda dari sananya.
Jadi, kesimpulannya gimana? Perbedaan UEFI dan BIOS itu nyata dan banyak banget, mulai dari tampilan sampai fitur keamanan. Fungsi BIOS UEFI emang sama-sama penting buat nyalain komputer, tapi UEFI jelas bawa banyak peningkatan.
Buat kamu yang pengen performa, keamanan, dan kemudahan lebih, jawaban buat UEFI vs BIOS bagus mana udah pasti UEFI. Ini udah jadi standar baru yang bikin pengalaman berkomputer kita jadi makin oke!
Keduanya sama-sama bertugas sebagai firmware dasar yang menginisialisasi perangkat keras komputer saat pertama kali dinyalakan dan kemudian memuat sistem operasi (seperti Windows atau Linux) ke dalam memori agar komputer bisa digunakan.
Sebagian besar komputer modern sudah menggunakan UEFI. Cara termudah untuk mengeceknya adalah dengan masuk ke menu pengaturan boot saat komputer baru menyala (biasanya dengan menekan tombol F2, DEL, atau tombol lain sesuai petunjuk di layar), di sana akan terlihat jenis firmware yang digunakan.
Sayangnya tidak bisa. BIOS dan UEFI adalah dua jenis firmware yang berbeda secara fundamental. Meskipun firmware BIOS bisa diperbarui versinya, itu tidak akan mengubahnya menjadi UEFI.
UEFI umumnya menawarkan waktu booting yang jauh lebih cepat dibandingkan BIOS karena dirancang lebih modern dan efisien.
UEFI jelas lebih unggul dalam hal keamanan. UEFI memiliki fitur canggih seperti “Secure Boot” yang membantu melindungi sistem dari malware atau sistem operasi yang tidak sah yang mencoba berjalan saat proses booting, sesuatu yang tidak dimiliki BIOS.
Konsultasikan kebutuhan website dan strategi digital Anda bersama tim ahli kami.
Hubungi Kami Sekarang